Sabtu, 19 Januari 2008

Lembar Sepuluh Dollar dan Mawar


Seminggu sekali, setiap minggu tanpa terlewat, amplop berdatangan. Setiap mahasiswa di gereja kecil itu menerima amplop tak bernama. Di dalamnya terdapat doa yang ditulis tangan serta selembar uang sepuluh dollar yang baru dan bersih.

Saat Abigail dipindahkan ke rumah jompo, teman-temannya menemukan sesuatu yang luar biasa. Mereka menemukan kotak sepatu yang berisi daftar mahasiswa dari gerejanya, serta sisa perangko, dan beberapa lembar uang sepuluh dollar yang masih baru dan bersih.

Beritanya sampai ke para anggota jemaat. Tak lama setelah itu, setiap mahasiswa mengirim setangkai mawar merah yang terbungkus rapi setiap minggu, ditempeli doa yang ditulis tangan.

Abigail membuka bungkusan setiap paket setiap minggu. Ia bercerita kepada staf bahwa ia bangga terhadap” biaya doa-nya” seakan-akan terhadap anak-anaknya sendiri, andai ia punya anak.

Ia tak pernah menganggap dirinya tak punya anak. Ia dan belasan bekas mahasiswa tidak berpikiran demikian. Setelah bertahun-tahun memberi tanpa nama, Abigail mendapat balasan kasih dan penghargaan, setangkai mawar satu demi satu.

Tidak ada komentar: