Rabu, 19 Desember 2007

BUNGA MAWAR YANG SOMBONG


Suatu hari di musim semi, di sebuah hutan setangkai bunga merah berkembang dengan indahnya. Bermacam-macam pohon dan perdu tumbuh di situ. Ketika si mawar menengok ke sekelilingnya, sebatang pohonj pinus di sebelahnya berkata, “ alangkah cantiknya bunga mawar itu, Mengapa aku tak secantik dia?”

Pohon di sebelahnya berkata, :Jangan sedih sahabatku, kita tidak dapat memiliki segalanya.”

Si mawar merah membuang muka sambil berkata,” Kelihatannya aku adalah bunga tercantik di hutan ini.”

Bunga matahari mengangkat kelopak-kelopaknya yang kuning dan berkata,” Mengapa kau berkata begitu? Di hutan ini banyak sekali bunga-bunga yang cantik, kau hanyalah salah satu dari mereka.”

Si mawar merah menjawab,” Aku lihat semua tanaman melihat dan mengagumi penampilanku.” Kemudian mawar merah menoleh ke arah pohon kaktus sambil berkata,” Coba lihat pohon jelek yang penuh duri itu.”

“Mawar, omongan macam apa itu? Siapa bilang kau cantik? Kau juga berduri!” kata pinus.

Sambil memandang penuh kemarahan kepada pinus mawar yang sombong berkata,” Aku kira kau punya selera yang bagus, ternyata kau tidak tahu artinya cantik, masa duri-duriku kau samakan dengan duri kaktus.”

“Wah sombong sekali bunga mawar itu,” pikir pohon-pohon di sekelilingnya.

Mawar mencoba memindahkan akarnya jauh-jauh dari pohon kaktus, tetapi akarnya tak mau dicabut.

Hari demi hari terus berlalu, sementara itu mawar selalu memandang kaktus dengan penuh penghinaan. Kadang disertai ucapan-ucapan seperti: pohon tak ada gunanya atau keluhan alangkah malangnya bertetangga dengannya, dan sebagainya,

Pohon kaktus tidak pernah marah, malahan kadang-kadang ia memberi nasihat kepada pohon mawar, “Tuhan tidak menciptakan apapun tanpa ada gunanya.”

Musim semi mulai berlalu dan udara mulai terasa panas. Baik tanaman maupun hewan merasa susah karena mereka perlu air, tetapi hujan sudah tidak turun lagi. Mawar merah mulai layu karena panas dan kekurangan air.

Suatu hari mawar merah melihat seekor burung gereja memasukkan paruhnya ke batang kaktus kemudian terbang lagi. Terus menerus begitu mengulang hal yang sama. Si mawar bingung dan menanyakan pada pohon pinus apa yang dikerjakan oleh burung gereja tadi. Pohon pinus menjelaskan bahwa burung gereja tadi mengambil air dari pohon kaktus.

“Apakah kaktus tidak merasa sakit saat burung-burung itu membuat lubang di badannya? “ tanya mawar.

“Oh sudah pasti” kata pinus “ tetapi kaktus tidak tega melihat burung-burung itu menderita.”

Mawar terheran-heran dan bertanya lagi,

“Kaktus mempunyai air?”

“Tentu saja, bahkan kalau kau minta tolong pada kaktus, dia akan meminta burung gereja membawakan air untukmu.”

“Tentu saja, bahkan kalau kau minta tolong pada kaktus juga. Dengan senang hati kaktuspun meminta tolong pada burung gereja untuk membawa air dengan paruhnya dan menyiramkan ke akar mawar yang mulai mengering.

….Suatu pelajaran agar jangan menilai orang hanya dari penampilannya saja…

1 komentar:

hanny_sun mengatakan...

^.^
critanya bgs2
tambah lagi ya
love it